KURA-KURA HIDUNG BABI – spesies air tawar yang ditemukan di Papua Nugini dan Australia utara – adalah makhluk kecil yang lucu.
Kura-kura ini penting secara evolusi karena, selain merupakan anggota terakhir dari rasnya yang pernah tersebar luas, ia juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan kura-kura laut dan mungkin merupakan transisi saat kura-kura berpindah dari air tawar ke lautan.
Selain itu, kura-kura merupakan sumber protein utama bagi penduduk PNG, terutama di daerah yang kekurangan protein.
Di Australia, kura-kura mengalami kehilangan habitat, tetapi masalah di PNG berbeda karena penduduk memakan kura-kura, dan telurnya, dalam jumlah besar.
Para ilmuwan telah menemukan bahwa kura-kura betina telah menjadi lebih kecil selama 30 tahun terakhir karena kura-kura yang lebih besar diambil untuk dimakan. Selain itu, penduduk desa setempat secara intensif memanen sarang kura-kura untuk diambil telurnya.
“Tingkat panen yang dilakukan kemungkinan besar tidak berkelanjutan,” tulis para ilmuwan.
Namun, rencana pengelolaan apa pun tidak bisa hanya berfokus pada penghapusan perburuan. Spesies tersebut harus dikelola lebih seperti perikanan. “Kita perlu memberikan hasil yang saling menguntungkan bagi masyarakat lokal dan konservasi,” kata Carla Eisemberg dari Universitas Canberra.
Ada beberapa hambatan untuk konservasi: Populasi manusia lokal terus bertambah dan orang-orang telah menetap di sepanjang tepi sungai tempat mereka dapat menemukan kura-kura dengan lebih mudah. Teknologi baru, seperti peralatan memancing modern, juga telah membantu panen kura-kura.
Namun, jangan berharap para ilmuwan akan menyerah. Kura-kura penting bagi mereka dan bagi orang-orang PNG yang bergantung pada mereka untuk makanan. Kedua kelompok harus bekerja sama agar kura-kura berhidung babi dapat bertahan hidup.
Sumber: pngattitude.com