Kura – Kura Moncong Babi(Carretochelys Insculpta) adalah spesies yang ditemukan hanya di Papua Selatan di Indonesia dengan paling sedikit populasi spesies yang tersebar dari Merauke dan Kaimana, spesies ini hanya satu – satunya yang masih hidup di dunia dari keluarga Carretochelyidae. Spesies ini juga mempunyai bentuk yang lucu dan unik dari khas wajah nya memiliki hidung babi, keempat kaki nya berbentuk sirip sebagai pendayung, dan memiliki ekor runcing kecil, maupun memiliki karapas lunak.
Tetapi spesies ini sedang dalam ancaman punah. Spesies ini masuk kedalam klasifikasi pemantauan daftar merah the IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai kelas ‘Endangered’. Maupun masuk dalam kelas CITES level Appendix II (Convention International Trade in Endangered Species). Pemerintah Indonesia juga memasukan spesies ini di daftar spesies dilindungi (Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 327/Kpts/Um/5/1978).
Tentang penurunan populasi spesies seperti ini paling utamanya kehilangan habitat. Di alam liar, kura – kura moncong babi ini membuat sarang di pasir, dimana mereka menaruh telur dan menyerahkan penetasannya di alam. Kerusakan pada sarang atau telur akibat luapan air sungai dan perburuan oleh manusia merupakan ancaman bagi populasi spesies hidup dan ini ada kaitan dengan pembangunan desa – desa di tepi sungai, dan dermaga, hilangnya vegetasi air, dan lain-lain.
Bukan hanya disisi biodiversity, penting juga untuk penduduk asli Papua. Kura-kura moncong babi merupakan sumber daya penting bagi penduduk asli Papua Selatan, yang dikonsumsi sebagai obat dan sumber protein hewani selama beberapa generasi.
Dahulu kala, masyarakat Sungai Vriendschaps (sekarang Baliem) menggunakannya sebagai mas kawin pernikahan. Baik spesies maupun telurnya memiliki nilai jual yang tinggi, membuat banyak orang memburunya dan pada akhirnya mengancam populasinya.