Skip to main content

Burung Cenderawasih

PROFIL CENDERAWASIH KUNING BESAR.

Cenderawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda) merupakan burung endemik yang hanya berada di Papua Indonesia dan Papua Nugini. Burung yang memiliki keindahan fisik dan bulu uniknya ini ditetapkan sebagai hewan yang dilindungi (dalam P. 106/MENLHK/SETJEN/KUM. 1/12/2018). Namun, keberadaannya masih terancam oleh praktik perburuan dan perdagangan.

Sejak zaman dahulu, masyarakat memburu untuk mengambil kulit dan bulu indahnya. Informasi yang diperoleh dari masyarakat Desa Boven Digoel, perburuan sering terjadi saat tahun ajaran baru sekolah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, termasuk perlengkapan sekolah anak.

Keunikan Cenderawasih Kuning Besar lainnya terletak pada sistem perkawinan yang dilakukan dengan cara ‘menari’ disertai suara khasnya yang berbunyi, “Kkek… Kkek… Waukk…Waukk..” untuk menarik perhatian betina. Cenderawasih jantan melakukan tarian di areal khas yang disebut lek dengan kriteria pohon tertentu, seperti pohon tinggi dan besar dengan tajuk tidak terlalu rapat, dikelilingi area terbuka, dan minim gangguan manusia. Proses perkawinan burung ini dikenal dengan istilah Lekking.

Terdapat perbedaan morfologi yang mencolok antara jantan dan betina, untuk jantan memiliki bulu yang sangat indah. Ekologi spesies ini memungkinkan analisis sudut pandang baru dari berbagai pendekatan yang berguna dalam perencanaan dan pengelolaan konservasi satwa liar karena informasi mengenai bio-ekologi dan lokasi sarang burung Cenderawasih Kuning Besar hingga saat ini tergolong sangat langka (berdasarkan laporan IPB tahun 2023).

Dari sisi sosial, informasi keberadaan Cenderawasih Kuning Besar diperoleh dari para pekerja yang melewati hutan dan masyarakat setempat melaporkan menemukan burung cenderawasih yang sedang menari atau menemukan pohon lek.

Dari kondisi alami, tidak ada jaminan pohon lek akan tetap aman dari penebangan karena belum adanya aturan yang melarang penebangan pohon-pohon tersebut. Hal ini juga berlaku untuk pohon-pohon yang menjadi sumber pakan bagi burung ini.

Kemudian, apa saja yang telah dilakukan oleh Tim Konservasi Papua?

Fokus utama konservasi ini pada lokasi lek (pohon untuk menari) dengan harapan area tersebut dapat dilindungi dan dilestarikan. Setiap harinya, tim Konservasi Papua melaksanakan beberapa penelitian, antara lain:

  • Penelitian tentang Habitat, Pakan, dan Perkembangbiakan.
  • Penelitian tentang Populasi.
  • Penelitian tentang Ruang Distribusi dan Interaksi dengan Masyarakat.

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya dalam memahami aspek ekologis dan memberikan informasi data yang diperlukan untuk mengidentifikasi serta mengkonservasi lingkungan, yang bertujuan menjaga keberlangsungan habitat dan populasi spesies ini.

Jika Kita Dapat Menemukan Cara yang Tepat untuk Mengajarkan Orang tentang Satwa Liar, Mereka Akan Tersentuh.

Kura-Kura Moncong Babi

Bagian dari domain Eukarya dan ordo Testudines, Carettochelys insculpta (kura-kura moncong babi) adalah spesies yang hanya ditemukan di sisi selatan Papua, Indonesia.

Burung Cenderawasih

Cenderawasih besar (Paradisaea apoda, famili: Paradisaeidae ordo: Passeriformes) adalah burung cenderawasih dalam genus Paradisaea