
Cenderawasih kuning besar
TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA– Kepala Suku Alex Waisimon mengatakan mahkota burung cenderawasih hanya untuk raja atau kepala suku, bukan untuk pejabat pemerintahan
“Saya rasa sudah jelas, bahwa penggunaan Mahkota Burung Cenderawasih hanya untuk raja atau kepala suku, tidak untuk pejabat pemerintahan,” kata Alex kepada Tribun-Papua.com, Selasa (7/9/2021).
Sejak 2017, kata dia, setelah dikeluarkannya surat edaran Gubernur Papua kala itu, Alex mengatakan semua pihak telah berkomitmen, untuk tidak menggunakan Mahkota Burung Cenderawasih asli secara bebas.
“Mahkota Burung Cenderawasih memiliki hal-hal sakral, dan hak adat tidak dapat dipindahkan kepada siapapun, termasuk presiden,”ujarnya.
Secara adat, menurut Alex penggunaan mahkota asli Burung Cenderawasih yang dikenakan, hanya pada saat tertentu oleh raja atau kepala suku.
“Raja atau kepala suku mengenakannya hanya saat upacara adat atau pesta, masyarakat dapat ditunjuk langsung untuk memakainya,”katanya.
Hanya saja setelah upacara ataupun pesta usai, menurut dia, Mahkota Burung Cenderawasih asli tersebut disimpan kembali ke tempat yang aman.
“Kalau ada anak adat yanh kenakan Mahkota Burung Cenderawasih, maka dia tidak paham adat,”ujarnya.
Dalam tatanan adat, perburuan Burung Cenderawasih juga dilarang keras oleh nenek moyang, dan ada sanksi adatnya.
Alex menyampaikan hal itu menyusul polemik terkait penyediaan souvenir ataupun Mahkota Burung Cenderawasih Asli saat PON XX 2021 nanti, yang kini marak dibicarakan.(*)
Sumber : tribunnews.com