Skip to main content

Tujuh Fakta Soal Cendrawasih, Si Burung Surga Dari Papua

Potret burung Cendrawasih dengan kawanannya (ceritaorangtimur.wordpress.com)

MATA INDONESIA, JAKARTA – Siapa tak kenal burung Cendrawasih. Kecantikan tubuhnya menjadi daya tarik utama bagi hewan endemik Pulau Papua itu.

Burung Cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordo Passeriformes. Mereka umumnya ditemukan di Indonesia bagian timur, terutama Selat Torres, Papua Nugini hingga Australia Timur.

Cendrawasih dengan bulu berwarna cantik adalah berkelamin jantan. Selain kecantikannya, ternyata ada beberapa fakta lain soal burung itu yang jarang terungkap.

Mata Indonesia akan mengungkap 7 fakta di antaranya;

1. Beragam Ukuran dan Jenis Burung Cendrawasih
Burung ini memiliki ukuran beragam tergantung spesiesnya. Seperti spesies King Bird of Paradise yang berukuran 15 cm hingga spesies Black Sicklebill yang berukuran hingga 110 cm atau 1 meter dan 10 sentimeter dari kepala hingga ujung ekornya. Jika hanya bagian tubuhnya burung itu hanya sepanjang 63 sentimeter.

Burung ini terdiri dari 14 genus dan 43 spesies. Jenis Cendrawasih yang paling terkenal adalah Kuning Besar atau Paradise Apoda. Karakteristik utama burung ini adalah warna bulunya yang cerah dan menarik perhatian seperti kuning, hijau, merah dan biru.

Cendrawasih biasanya dinamakan sesuai dengan warna dominannya, seperti Cendrawasih Kuning Kecil, Cendrawasih Kuning Besar dan Cendrawasih Merah.

2. Sempat Menjadi Komoditi
Saking cantiknya, burung yang dijuluki birds of paradise oleh orang Inggris justru menjadi incaran manusia. Bahkan pada 1522 selalu menjadi hadiah bagi raja-raja Eropa.

Akhirnya, burung cantik itu menjadi komditas perdagangan pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Bulunya sering dicabut untuk topi perempuan Eropa kelas atas.

3. Paling Banyak Hidup di Indonesia
Dari 41 spesies yang tersebar dari Papua Barat dan Provinsi Papua hingga bagian timur Australia, 37 spesies di antaranya hidup di hutan-hutan Provinsi Papua serta Papua Barat. Habitat aslinya di hutan lebat yang berada di dataran rendah.

4. Jadi Terkenal di Negara Barat karena Program Televisi
Cendrawasih pertama kali populer di negara Barat tahun 1996. Popularitas burung itu berkat sebuah tayangan alam liar untuk program televisi yang dipandu penyiar dan pecinta alam David Attenborough.

Saat itu. Attenborough mengambil cuplikan kehidupan Cendrawasih saat sedang dalam perjalanan di Papua Nugini. Dalam video tersebut, ia memperlihatkan kebiasaan makan dan kawin, serta atribut dari spesies Cendrawasih tertentu.

5. Memiliki Ritual Kawin yang Unik
Cendrawasih jantan memiliki bulu yang berwarna cerah dan juga ritual tarian yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian betinanya. Tarian Cendrawasih jantan termasuk spektakuler karena menampilkan fleksibilitas bulu dan bentuk badan mereka yang semakin menonjolkan keindahan warna bulunya.

Cendrawasih jantan juga selalu serius dalam mempersiapkan ritual menari ini. Mereka bahkan membersihkan paruh mereka dan lingkungan di sekitar sarangnya untuk menjadi panggung ritual tarian.

Daya tarik Cendrawasih saat kawin ini dapat Kamu lihat ketika berkunjung ke salah satu pulau yang ada di Raja Ampat.

6. Satwa Dilindungi
Karena kecantikannya, Cendrawasih menjadi sasaran perburuan liar. Belum lagi deforestasi untuk mengubah lahan hutan menjadi kebun ikut mengancam habitat mereka.

Hal itu menjadikan Cendrawasih sebagai salah satu satwa yang dilindungi pemerintah. Pemerintah Indonesia telah melindungi Cendrawasih melalui UU No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 7 Tahun 1999.

7. Tips Mengamati Burung Cendrawasih
Walaupun termasuk satwa yang dilindungi, kamu masih bisa menikmati kecantikan burung Cendrawasih di alam liarnya. Ada beberapa daerah tujuan wisata di Papua, seperti di daerah Mamberamo Foja, Merauke, Wamena dan Jaya Wijaya yang populasi burung surga itu cukup banyak.

Aada beberapa tips penting yang harus diingat untuk mengamati Cendrawasih, yaitu jangan menggunakan parfum atau mandi sebelum mengamati burung ini. Karena Cendrawasih termasuk burung dengan indera penciuman yang sensitif.

Selain itu, indera pendengaran Cendrawasih juga termasuk tajam jadi jangan membuat suara gaduh ketika Kamu berada di wilayahnya. Kamu juga direkomendasikan untuk bersembunyi di balik pohon dan memakai pakaian berwarna gelap sehingga tidak terlihat burung tersebut.

Itulah beberapa fakta mengenai burung Cendrawasih yang disebut sebagai burung surga karena kecantikan serta keindahanya. Bagaimana ? Apakah kalian penasaran dengan burung cantik ini ? (Reygita Laura)

 

Sumber : minews.id

Mengapa Burung Cenderawasih Menjadi Kebanggaan Rakyat Papua dan Dilestarikan?

Burung Cenderawasih.(https://pesona.travel)

KOMPAS.com – Burung cenderawasih merupakan salah satu burung yang dilindungi dan dilestarikan.

Burung cenderawasih banyak ditemukan di Indonesia bagian timur seperti Papua, pulau-pulau Selat Tores, Papua Nugini, dan Australia Timur.

Ini kenapa Papua dikenal sebagai bumi cenderawasih. Karena banyaknya jenis burung cenderawasih yang ditemukan di sana.

Jelaskan mengapa burung cenderawasih menjadi salah satu sumber alam yang menjadi kebanggaan rakyat Papua dan di lestarikan.

Burung cenderawasih merupakan spesies endemik yang hanya terdapat di pulau Papua, dan memiliki peran penting dalam adat budaya suku-suku di Papua.

Dalam buku Cenderawasih Burung dari Surga (2011) karya Endah H.S, kecantikan burung cenderawasih telah dikenal dunia.

Burung cenderawasih jantan memiliki bulu yang lebih indah untuk memikat cenderawasih betina sebagai pasangannya.

Burung yang menjadi maskot Papua ini memiliki warna bulu yang indah. Karena keindahannya itu burung cenderawasih konon jarang turun ke tanah dan lebih sering terbang hinggap di pohon.

Bulu tersebut tumbuh di area paruh, sayap, dan kepalanya.

Warna bulu tersebut biasanya sangat cerah dengan kombinasi hitam, cokelat kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.

Karena kecantikannya itu orang Inggris menyebutnya bird of paradise yang artinya burung dari surga.

Burung cenderawasih hidup di hutan hujan tropis dan dapat ditemukan di Indonesia bagian timur, pulau-pulau Selat Torres, Papua Nugini, dan Australia Timur.

Di habitatnya, buurng cenderawasih memiliki kebiasaan bermain di pagi hari saat matahari terbit.

Identitas rakyat Papua

Burung cenderawasih mati kawat adalah jenis yang menjadi identitas provinsi Papua. Masyarakat di Papua sering menggunakan bulu cenderawasih sebagai pelengkap atau hiasan dalam pakaian adat mereka.

Keberadaan burung cenderawasih kian lama kian terancam. Perburuan dan penangkapan liar serta kerusakan habitat menjadi beberapa penyebab utama.

Banyak bulu cenderawasih diperdagangkan yang digunakan sebagai penghias, seperti topi wanita di Eropa.

Dikutip buku Ekologi Papua (2012) karya Sri Nurani Kartikasari dan kawan-kawan, buurng cenderawasih merupakan salah satu kelompok burung yang paling dikenal di Papua dengan 24 jenis.

bulu burung kadang dalam jumlah besar sering digunakan untuk hiasan dalam upacara-upacara, pernikahan dan ritual.

Kelompok yang paling sering digunakan untuk hiasan adalah burung cenderawasih yang pernah dieksploitasi besar-besaran untuk ekspor.

Penggunaan bulu secara tradisional berdampak pada jenis-jenis yang umumnya populer.

Sekarang, burung cenderawasi menjadi jenis satwa yang dilindungi.

Beberapa jenis cenderawasih yangmasuk dalam daftar dilindungi antara lain, cenderawasih kuning kecil, cenderawasih botak, cenderawasih raja, cenderawasih meran dan toowa.

 

Sumber : kompas.com

Delapan Cenderawasih Kuning Besar Pulang ke Rumah

Merauke, 28 Agustus 2020. Bidang KSDA Wilayah I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Papua (BBKSDA Papua) melepasliarkan delapan ekor cenderawasih kuning besar (Paradiseae apoda) betina ke habitat alaminya. Lepas liar berlangsung Jumat, (28/8) pukul 10.00 WIT dengan lokasi di Taman Nasional Wasur, Merauke. Lokasi ini dipilih karena Wasur merupakan habitat alami cenderawasih kuning besar yang masih terjaga dengan baik. Kegiatan ini terlaksana berkat sinergitas yang terjalin antara Balai Besar KSDA Papua, Balai Gakkum LHK Maluku Papua, Balai Taman Nasional Wasur, Kejaksaan Negeri Merauke, dan Polres Merauke. Proses pelepasliaran disaksikan juga oleh perwakilan masyarakat adat, pemerintah kampung setempat, dan tersangka.

Delapan cenderawasih kuning besar betina tersebut merupakan hasil penegakan hukum PPNS pada Balai Gakkum LHK Maluku Papua dan merupakan barang bukti tindak pidana KSDA dengan tersangka NHD, warga Kampung Wenda Asri, Distrik Jagebob, Kabupaten Merauke. Tersangka adalah pemburu dan pengumpul cenderawasih, yang diamankan beserta barang bukti. Dalam konferensi pers bersama yang dilaksanakan di Pusat Informasi Bomi Sai Taman Nasional Wasur, para pihak menyampaikan upaya-upaya perlindungan dan pelestarian satwa liar dilindungi yang telah dilakukan di Merauke dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama melakukan perlindungan dengan tidak melakukan perburuan, pemeliharaan, dan perdagangan. Karena perilaku tersebut dapat mengancam kepunahan jenis-jenis satwa endemik Papua, yang menjadi bagian dari kekayaan keanekaragaman hayati asli tanah Papua.

Kepala Balai Besar KSDA Papua, Edward Sembiring, S.Hut., M.Si., menyampikan harapannya terkait tumbuhan dan satwa liar (TSL) di Papua. “Semoga peristiwa ini menjadi pembelajaran penting bagi masyarakat, juga wawasan tentang satwa liar dilindungi. Menangkap, memelihara, ataupun memperdagangkan cenderawasih kuning besar adalah tindakan ilegal. Harapan saya, masyarakat semakin memahami hal ini, demi kelestarian satwa endemik Papua di masa mendatang.”

Sebelum pelepasliaran, delapan cenderawasih kuning besar tersebut dirawat dan diperiksa kesehatannya. Perawatan dilakukan secara bersama antara Balai Gakkum LHK Maluku Papua, Bidang KSDA Wilayah I Merauke BBKSDA Papua, dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Merauke. Cenderawasih kuning besar merupakan satwa liar dilindungi berdasarkan Permen LHK Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar yang Dilindungi. []

Sumber : ksdae.menlhk.go.id

Siapa Duga Burung Cendrawasih, Burung Surga, Hanya Ada Di Papua

Burung Cendrawasih merupakan burung yang menjadi ikon Papua, dikenal karena kecantikan bulunya yang luar biasa.

Ia bahkan dijuluki bird of paradise atau burung dari surga, mungkin karena kecantikan yang dimilikinya ini seolah-olah tidak ‘membumi’.

Namun sayangnya populasi si Burung Surga ini ternyata sudah diambang kepunahan. Sebab di setiap 1 kilometer persegi, kita hanya bisa menemukan 2-3 ekor cendrawasih.

Kelangkaan burung Cendrawasih ini disebabkan karena kerusakan habitat. Habitat asli burung ini hilang karena perluasan kabupaten baru di Papua, pembangunan jalan, pembangunan perkantoran, pemukiman penduduk, dan pembalakan hutan yang menyebabkan sarang burung Cendrawasih bersama telurnya hancur.

Bukan hanya itu, ancaman berupa perburuan dan perdagangan secara besar-besaran dan ilegal juga masih terjadi. Burung cantik ini ditangkap untuk diawetkan dan dijadikan pajangan serta diperjualbelikan dengan harga yang mahal.

Beberapa jenis Cendrawasih yang cukup populer diantaranya adalah:

Cendrawasih Botak

Cendrawasih Botak atau Cicinnurus respublica merupakan burung berkicau yang ukurannya kecil, panjangnya sekitar 21 cm. Burung jantan punya bulu berwarna merah dan hitam, tengkuknya kuning serta mulut hijau terang. Kulit kepala burung ini berwarna biru muda, mungkin itu yang menyebabkan namanya Cendrawasih Botak.

Burung cantik ini hanya ditemukan di dataran rendah. Tepatnya di pulau Waigeo dan Batanta, Raja Ampat, Papua Barat. Makanan burung Cendrawasih Botak berupa buah-buahan dan serangga kecil.

Cendrawasih Kerah

Cendrawasih Kerah mempunyai nama ilmiah Lophorina superba. Burung jantang berwarna hitam dengan mahkota berwarna hijau pelangi. Mempunyai bulu yang menutupi dadanya berwarna biru hijau. Sedangkan yang betina warnanya coklat kemerahan dan bulu bagian bawahnya bergaris coklat.

Burung Cendrawasih Kerah tersebar di seluruh hutan hujan yang berada di pulau Irian. Burung jantan berusaha menarik perhatian pasangannya dengan menari dan bernyanyi.

Cendrawasih Kuning-besar

Nama ilmiah dari Cendrawasih Kuning-besar adalah Paradisaea apoda. Burung ini memiliki ukuran yang besar, panjangnya sekitar 43 cm. Memiliki warna coklat marun dengan kepala perpaduan antara kuning dan hijau.

Cendrawasih jenis ini tersebar di hutan dataran rendah dan bukit, yang terletak di barat daya pulau Irian dan pulau Aru. Makanannya adalah buah-buahan, biji-bijian dan serangga kecil. Burung ini juga dijuluki sebagai burung surga, Bird of Paradise.

Cenderawasih Mati-kawat

Cenderawasih Mati-kawat nama ilmiahnya adalah Seleucidis melanoleucus. Panjangnya sekitar 33cm dan berasal dari genus Seleucidis. Burung jantan mempunyai bulu berwarna hitam mengkilap, pada bagian perutnya dihiasi bulu kuning. Di bagian perut juga terdapat dua belas kawat berwarna hitam.

Burung ini mempunyai paruh yang panjang dan lancip berwarna hitam. Burung betina berwarna coklat dan ukurannya lebih kecil daripada burung jantan. Di tubuhnya tidak terdapat bulu berwarna kuning atau dua belas kawat di sisi perutnya.

Cenderawasih Mati-kawat ditemukan di hutan dataran rendah di pulau Irian. Makanan burung hitam ini adalah buah-buahan dan serangga.

Cendrawasih Merah

Cendrawasih Merah memiliki nama ilmiah Paradisaea rubra. Panjangnya sekitar 33cm, berwarna kuning dan coklat, serta berparuh kuning. Burung jantan ukurannya sekitar 72 cm, bulu yang menghiasi tubuhnya berwarna merah darah dengan ujung putih pada bagian perutnya.

Bulu yang berada di kepala berwarna hijau zamrud gelap, pada bagian ekor terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina ukurannya lebih kecil dari burung jantan, dengan kepala berwarna coklat tua.

Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta, Raja Ampat, Irian Jaya Barat.

Cendrawasih Panji

Nama ilmiah dari Cendrawasih Panji adalah Pteridophora alberti. Panjangnya sekitar 22 cm, berasal dari genus Pteridophora. Burung jantan mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua. Pada bagian kepala terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengkilap.

Panjang dari dua bulu di kepala tersebut dapat mencapai 40 cm dan dapat ditegakkan untuk memikat betina. Bulu yang berada di punggung berbentuk tudung berwarna hitam. Burung betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis dan bintik gelap. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa ada bulu kawat di kepalanya.

Daerah sebaran Cendrawasih Panji berada di hutan pegunungan pulau Irian. Makanan burung cantik ini adalah buah-buahan, berbagai macam beri dan serangga.

Cendrawasih Goldi

Cendrawasih Goldi memiliki nama ilmiah Paradisaea decora. Panjangnya sekitar 33 cm dan berwarna coklat zaitun. Burung jantan, iris matanya berwarna kuning, sedangkan paruh, mulut serta kakinya memiliki warna abu-abu. Badan burung cantik ini mempunyai bulu hias di pinggangnya yang berwarna merah tua. Burung betina tidak memiliki bulu hias, warna bulunya cokelat zaitun dan cokelat jingga.

Cenderawasih Goldi merupakan burung endemik Papua Nugini, tersebar di pulau Fergusson dan Normanby. Makanan utama burung ini adalah buah-buahan.

Beberapa spot untuk melihat burung Cendrawasih dapat ditemukan di:

Pulau Bantata.
Di pulau ini, kamu tidak hanya melihat burung cendrawasih, namun kamu juga dapat melihat burung-burung lainnya yang tak kalah eksotis dan pastinya hanya ada di Papua. Pulau Bantata terletak sekitar 4 jam naik perahu motor dari kota Sorong, Papua.

2. Pulau Waigeo.
Jika ingin melihat pemandangan serta burung Cendrawasih yang lebih indah, pembaca dapat mengunjungi pulau ini dengan menggunakan perahu motor selama 5-6 jam. Lumayan jauh, ya!

Cara lainnya adalah pembaca dapat menaiki kapal feri dari dermaga kota Sorong, Papua. Setibanya, kamu dapat melihat kecantikan 4 spesies burung cendrawasih. Pembaca juga tidak perlu khawatir untuk bermalam, karena diperbolehkan untuk membangun tenda sendiri, atau menyewa pondok.

3. Desa Sawinggrai, Raja Ampat.
Untuk mencapai desa ini, Pembaca bisa berangkat dari Waisai, ibukota Raja Ampat sekitar 2 – 4 jam dengan naik kapal motor. Sesampainya di sana, bersiaplah untuk menari! Sebab, kamu akan disambut oleh warga setempat dengan tarian Makakero, yaitu tarian selamat datang untuk para tamu.

Trailer 39 Jenis Burung Cendrawasih (4:16)

https://youtu.be/9Ynm0_g0MUM

 

Sumber : indovoices.com

Pengiriman Awetan Burung Cenderawasih ke Tangerang Digagalkan Di Biak

Orideknews.com, BIAK – Badan Karantina Pertanian Kelas I Biak, Papua berhasil menggagalkan pengiriman awetan burung cenderawasih ke Tangerang pada layanan jasa pengiriman barang, Kantor Pos Biak, Senin, (18/6/2018).

Seperti dikutip pada fanpage Badan Karantina, Selasa, (19/6/2018) petugas Karantina Biak menggagalkan dua ekor Cenderawasih kuning dan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam Papua.

Keberhasilan penggagalan pengiriman awetan burung cantik tersebut atas kerjasama antara petugas Karantina dan Petugas Pos Biak.

Burung Cenderawasih Kuning Besar yang bernama latin Paradisaea apoda itu termasuk hewan dilindungi karena terancam punah di alamnya di kawasan Papua dan terdaftar dalam appendix II CITES. Cendrawasih juga dimasukkan dalam daftar merah (red list) IUCN. (RED/ON).

 

Sumber : orideknews.com

Cenderawasih Kuning, Sang Burung Surga

Petronela Putri

Teman-teman pasti sudah kenal dengan burung cenderawasih. Burung yang berasal dari Papua ini terbagi menjadi beberapa jenis, lo! Salah satunya adalah cendrawasih kuning atau yang dikenal juga sebagai burung surga.

Burung dari Surga

Sekitar tahun 1500-an, kulit burung cenderawasih kuning pernah dibawa ke Spanyol untuk menjadi oleh-oleh dari salah satu raja di Nusantara, sebutan negara kita pada waktu itu. Bangsa Spanyol dan beberapa ahli binatang dari masa itu terpesona pada keindahan bulu cenderawasih kuning. Menurut mereka, burung cendrawasih ini seperti berasal dari surga. Sebutan itu kemudian dikenal juga sebagai bird of paradise.

Ada Dua Jenis

Burung cenderawasih kuning terdiri dari dua jenis, yaitu burung cenderawasih kuning kecil dan burung cenderawasih kuning besar. Seekor cenderawasih kuning kecil rata-rata panjang tubuhnya sekitar 30 sentimeter, sedangkan yang besar bisa mencapai 43 sentimeter. Makanan kesukaannya adalah buah-buahan. Kadang-kadang mereka juga suka memangsa serangga kecil.

Suka Menari

Untuk menarik perhatian betina, burung cenderawasih kuning jantan memiliki kebiasaan unik. Mereka akan memamerkan bulu indahnya lewat sebuah tarian.

Semakin Berkurang

Karena keindahannya, burung cenderawasih kuning sering diburu dan ditangkap oleh manusia yang tidak bertanggung jawab. Cenderawasih yang diburu itu diperjualbelikan untuk dijadikan pajangan. Ada pula yang sengaja ingin memeliharanya sendiri. Padahal, hal ini dilarang oleh pemerintah,lo. Hiks.. sedih, ya!

Semakin lama, jumlah populasi burung cenderawasih kecil semakin berkurang. Karena itu, burung ini termasuk ke dalam salah satu jenis satwa yang harus dilestarikan.

Sumber : bobo.grid.id